Online Catalog
Showing 49–60 of 64 results
DIALOG AKIDAH Versus WAHABI-SALAFI
DIALOG AKIDAH Versus WAHABI-SALAFI, Membongkar Akidah Bid’ah dan Membela Asy’ariyah, Abdul Wahab Ahmad, BinaAswaja, 13 x 20 cm. 264 hlm.
Buku ini telah berhasil memberikan bukti-bukti yang kuat tentang wajah sebenarnya dari akidah Salafi-Wahabi yang selama ini disamarkan dengan jargon “mengikuti ulama salaf”, menyifati Allah sesuai dengan yang disifatinya sendiri, dan jargon lain-lain yang banyak menjebak orang awam.[]
BUKU PINTAR BERDEBAT DENGAN WAHABI
BUKU PINTAR BERDEBAT DENGAN WAHABI, M. Idrus Ramli, BinaAswaja & LBM NU Jember, 12,5 x 18,5 cm. 177 hlm.
Sejak Tahun 2008 M, Tim LBM NU Jember seringkali diminta mengisi pelatihan dan internalisasi ASWAJA di kalangan warga Nahdliyyin di berbagai level. Tidak Jarang, dalam acara-acara tersebut dilakukan debat terbuka dengan mendatangkan tokoh-tokoh Salafi. Dari sekian banyak perdebatan itu, akhirnya penulis bukukan di buku ini. Di sini juga memasukkan kisah-kisah perdebatan para ulama dulu dengan kaum Wahhabi, seperti dialog terbuka Sayyid Alwi Al-Maliki vs Syaikh Ibn Sa'di di Masjidil Haram, dialog terbuka Syaikh al-Syanqithi Vs ulama Wahhabi tuna netra, dialog Syaikh Salim Alwan vs Dimasyqiyat di Australia, serta kisah-kisah dialog teman-teman yang pernah terlibat langsung dalam sebuah dialog dengan kaum Wahhabi, dengan harapan buku ini menjadi panduan dalam berdialog dengan aliran Wahhabi yang dewasa ini menamakan dirinya aliran Salafi.[]
BENTENG ASWAJA
BENTENG ASWAJA, MENOLAK FAHAM SALAFI, WAHABI, HIZBUT TAHRIR DAN LDII, Nur Hidayat Muhammad, Nasyrul ‘Ilmi, 14,5 x 21 cm., 299 hlm.
Dalam buku ini pembaca diajak untuk mengenali aliran-aliran yang ada di Indonesia serta aspek-aspek penyimpangannya. Pada bagian kedua dikupas masalah yang kerap diperdebatkan antara warga NU dengan aliran-aliran baru seperti Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Salafi Wahhabi dan yang satu varian dengan mereka. Di bagian akhir terdapat tanya jawab seputar tarekat sufi, sebagai penegas amaliah tarekat sufi tidak bertentangan dengan syariat. Buku ini diharapkan sanggup menjadi BENTENG AHLUS-SUNAH WAL JAMAAH dari serangan aliran-aliran dan faham yang saat ini marak dan berbeda dengan mayoritas umat.[]
ASWAJA LAHIR BATIN
ASWAJA LAHIR BATIN, Kumpulan Dalil-dalil Amaliyah, Ibnu Athoillah, Lirboyo Press, 14,5 x 21 cm. 210 hlm.
Buku ini berisikan dalil-dalil, fadhilah-fadhilah ibadah, amaliyah-amaliyah, dan tradisi yang berkembang di tengah masyarakat, yang bersumber dari al-Qur’an, al-Hadits dan keterangan-keterangan dari kitab-kitab mu’tabarah.[]
(04)
Aswaja An-Nahdliyah
aswaja An-Nahdliyah, Ajaran Ahlussunnah Wa al-Jama’ah yang berlaku di Lingkungan NU, Oleh Tim PWNU Jawa Timur, 12 x 18,5 cm., 64 hlm.
Berisi 9 bab: 1) Mukadimah. 2) membahas Sumber Ajaran Aswaja An-Nahdliyah. 3) tentang Aqidah Aswaja An-Nahdliyah. 4) tentang Syari’ah Aswaja An-Nahdliyah. 5) mengenai Tasawuf Aswaja An-Nahdliyah. 6) mengulas Tradisi & Budaya. 7) tentang Kemasyarakatan. 8) Kebangsaan & Kenegaraan. 9) Khatimah (Penutup).[]
ANTOLOGI NU, BUKU II
ANTOLOGI NU, BUKU II, Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah. Oleh H. Soeleiman Fadeli & M. Subhan, Hard Cover, 14,5 x 21 cm. 336 hlm.
Kalau di Buku I terekam biografi 49 tokoh NU, di Buku II ini terekam biografi 38 tokoh. Di sini dilengkapi dengan ketetapan sikap dasar NU dalam beragama dan berbangsa, seperti Qanun Asasi, Khittah, Penerimaan Asas Pancasila, Pedoman Berpolitik, Metode Pengambilan Hukum, dan Lingkungan Hidup.[]
ANTOLOGI NU BUKU I
ANTOLOGI NU, BUKU I, Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah. Oleh H. Soeleiman Fadeli & M. Subhan, Hard Cover, 14,5 x 21 cm. 344 hlm.
Dalam perjalanan sejarahnya, NU selalu memberikan kontribusi besar kepada negara dan agama. Tidak saja di medan perjuangan fisik dan politik NU berperan, namun juga tidak kalah penting di medan tegaknya Islam yang rahmatan lil alamin, dengan cara melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal-Jamaah. Peran-peran penting di atas tidak lepas dari kreativitas besar para tokohnya sebagai pengendali NU sekaligus sebagai uswah bagi umatnya. Di buku ini terekam biografi 49 tokoh NU, mulai dari pemberi restu, pendiri, pejuang, penegak, pembaru, hingga pelestari.[]
Dalil-dalil Praktis Amaliah Nahdliyah
Dalil-dalil Praktis Amaliah Nahdliyah, Ayat dan Hadits Pilihan Seputar Amaliah Warga NU, KH. Marzuqi Mustamar, Muara Progresif, 14,5 x 21 cm. 240 hlm.
Buku terjemahan dari ”al-Muqtathafaat li Ahlil Bidayaat” Karya KH. Marzuqi Mustamar ini merupakan kebutuhan primer bekal menghadapi ”propaganda” yang menggoyahkan keyakinan terhadap amaliah dan akidah Aswaja an-Nahdliyah. Dilengkapi dengan karya Hadratus Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari: Muqaddimah Qanun Asasi dan Mukhtashar Ahlussunnah Waljama’ah.[]
FIKIH KESEHARIAN GUS MUS
FIKIH KESEHARIAN GUS MUS, KH.A. Mustofa Bisri, 14,5 x 21 cm. 508 hlm.
Gus Mus dalam memberikan solusi problematika keumatan disampaikan dengan ringkas dan (terasa) mengalir serta enak dibaca, sehingga rangkaian argumen dan dalil-dalil fikih yang sebelumnya terasa sulit dipahami, hadir dengan ‘rasa baru’. Problematika yang ada di buku ini meliputi: Akidah, Bersuci, Salat, Puasa, Haji, Mobilisasi Dana dan Persoalan Ekonomi Modern, Moralitas dan Toleransi Umat Beragama serta Budaya Kontemporer.[]
PENGANTAR SEJARAH AHLUSUNNAH WAL-JAMA’AH
PENGANTAR SEJARAH AHLUSUNNAH WAL-JAMA’AH, Muhammad Idrus Ramli, 14,5 x 21 cm., 216 hlm
Dalam kajian Ahlussunnah Wal-Jama'ah dalam perspektif kesejarahan, di buku ini akan terungkap kondisi politik di masa Khulafaur Rasyidin, awal lahirnya perpecahan dalam Islam, latar belakang lahirnya berbagai aliran, hakikat istilah Ahlussunnah Wal-Jama'ah dan sejarah kelahirannya, yang akhirnya identik dengan dua madzhab besar dalam Islam yang diikuti oleh mayoritas kaum muslimin dari dahulu hingga kini, yaitu madzhab al-Asy'ari dan al-Maturidi. Khilafiyah antara dua madzhab ini tidak sampai pada batas saling membid'ahkan dan mengkafirkan, sebagai ciri khas Ahlussunnah Wal-Jama'ah yang selalu menjaga kebersamaan, solidaritas dan persaudaraan. Di buku ini terungkap juga mata rantai sanad dua madzhab tersebut dengan kaum Muslimin Indonesia.[]
FIQH TRADISIONALIS
FIQH TRADISIONALIS, Jawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari, KH. Muhyiddin Abdusshomad, 14,5 x 21 cm. 428 hlm.
Amal ibadah, mu'amalah maupun pemahaman keagamaan yang berkembang dan berurat akar dalam tradisi Indonesia sering dianggap oleh kelompok tertentu sebagai menyimpang jauh dari tuntunan dan ajaran Islam, seperti pemahaman tentang Aswaja, Bid'ah, Madzhab, Taqlid, Talfiq, Melafalkan Niat Shalat, Do'a Iftitah, Basmalah dalam Surat al-Fatihah, Sayyidina, Qunut Subuh, Wirid, Qabliyyah dan Ba'diyyah Jum'at, Adzan Dua Kali, Tongkat Khatib Jum'at, Bilangan Shalat Tarawih, Shalat 'Id di Masjid.
Begitu juga Pengertian Sabilillah, Pendistribusian Zakat, Penetapan Awal dan Akhir Puasa, Selamatan Haji, Berziarah ke Makam Rasulullah ., Shalat di Raudhah dan Arba'in di Masjid Nabawi, Talqin, Ziarah Kubur, Barokah, Tawassul, Melihat Allah, Wali dan Karamahnya, Perayaan Maulid, Shalawat, Hizib dan Azimat, Penghormatan terhadap Ulama, Kesenian Hadrah, dan banyak lagi amalan, yang oleh kalangan tertentu dipandang sebagai bid'ah, tahayyul dan khurafat. Padahal, kalau diteliti secara mendalam tradisi keagamaan di atas memiliki landasan yang kokoh dan kuat, baik dari al-Qur'an, al-Hadits maupun pendapat para ulama yang memang ahli dalam bidangnya
AHKAMUL FUQAHA
AHKAMUL FUQAHA, Solusi problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, & Konbes NU (1926-2010). Pengantar: DR. KH. MA. Sahal Mahfudh, Rais 'Am PBNU, Sambutan: Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA, Ketua Umum PBNU, 16 x 24 Cm., HVS, Hard Cover, 1.056 hlm.
Buku ini merangkum dokumen khusus dan eksklusif dari Bahtsul Masail NU yang telah diputuskan melalui Muktamar, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU sejak tahun 1926 sampai dengan tahun 2010 M. Semua sumber rujukan yang dijadikan dasar pengambilan hukum ditulis dengan huruf Arab beryakal (masykul) diterjemahkan dengan bahasa Indonesia dan diberi catatan kaki, sehingga bisa dimengerti secara luas dan mempermudah penelusuran pada sumber aslinya. Di samping itu, juga ditampilkan dua model daftar isi: di halaman depan, daftar isinya urut sesuai muktamar, mulai muktamar pertama sampai muktamar Makassar. Sedangkan di halaman akhir, daftar isinya diklasifikasi, seperti bab haji sendiri, bab nikah sendiri dan seterusnya, jadi para pembaca akan lebih mudah dalam mencari kategori masalah yang diinginkannya.[]